Sahabat Literasi,
Izinkan al-Faqir ini mengawali tulisan dengan sejumput tanya :
"Apa prestasi setan laknatullah yang sangat dielu-elukan oleh panglimanya, iblis?"
Yups, benar!
Iblis sangat mengapresiasi hasil kerja prajuritnya yang mampu mencerai beraikan sebuah keluarga.
Setan pertama datang melapor kepada Iblis.
Setan (1): "Lapor Panglima, saya berhasil menggoda si Fulan hingga banyak berbuat dosa!"
Iblis: "Demi Allah, engkau belum melakukan apa-apa"
Lalu datang melapor setan kedua.
Setan (2): “Lapor, saya baru saja menceraikan sepasang suami-istri!”
Iblis: “Kau adalah sebaik-baik tentara”.
Begitulah, benar-benar setan terlaknat. Ini fakta atau hoax?
Baiklah, agar tak disangka hoax, berikut kutipan hadistnya.
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya diatas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya.
Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”.
Kemudian datang yang lain dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR.Muslim IV/2167 No. 2813)
Al-Munawi menjelaskan mengenai hadist tersebut, “Hadist ini menunjukkan peringatan yang sangat menakutkan tentang celaan terhadap perceraian.
Tergambar betapa tujuan terbesar Iblis adalah perceraian, karena akibat perceraian terputuslah keturunan. Akibat lainnya membuka peluang pintu perzinahan, ketika masing-masing individu yang bercerai lemah iman, merasa kesepian.
Masih menyambung bab perceraian, hal yang jadi incaran setan. Ternyata Jawa Barat menyumbang angka perceraian terbesar Tahun 2021. Hoax atau fakta? Berikut paparan selengkapnya.
Mengutip dari Jabarekspres.com — bahwa pada tahun 2021, Jawa Barat menempati posisi pertama sebagai provinsi yang memiliki angka perceraian tertinggi di antara provinsi lainnya, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan dikutip oleh Databoks Katadata, Senin (28/2/2022). Adapun penyebab tingginya perceraian, menurut data dari BPS, karena pertengkaran dan perselisihan yang tak menemui jalan tengah di antara suami dan istri.
Sebagai yang tertinggi, Jawa Barat menyumbang 21,9 persen atau mencapai 98.088 kasus dari total kasus perceraian nasional. Dan sebanyak 75,6 persen perceraian di Jawa Barat karena cerai gugat yang diusulkan pihak istri, sementara 24,4 persen karena cerai talak yang diajukan pihak suami.
Kemudian, faktor lain yang menjadi penyebab perceraian adalah karena masalah ekonomi.Salah satu pihak (suami/istri) yang mangkir, Dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dengan demikian, perselisihan dan pertengkaran yang kerap terjadi antara suami dan istri tetap menjadi masalah yang utama dari perceraian semenjak 2020.
Kembali mengutip Databoks Katadata, Komnas Perempuan mencatat bahwa perselisihan dan pertengkaran mencapai 176,7 ribu kasus pada 2020. Sementara itu 71,2 kasus karena masalah ekonomi; 34,7 kasus karena salah satu pihak pergi; dan 3,3 ribu kasus karena masalah KDRT.
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa angka perceraian di tanah air mengalami peningkatan sebanyak 53,50 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020.Dengan melihat data tersebut, maka permasalahan perceraian ini mesti mendapatkan perhatian dari semua kalangan, pun dari pemerintah.
Menggaris bawahi ujung kalimat terakhir yang menekankan 'perlunya perhatian dari semua kalangan, pun pemerintah'. Jadi tergelitik buat mengulik, adakah gayung bersambut dari masyarakat, utamanya pemerintah? Kementerian Agama mungkin sudah mewakili, meski tak spesial mengurus soal perceraian. Ini mungkin yang harus didalami, mengingat dampaknya yang dahsyat.
Bagaimana dengan kalangan masyarakat, adakah yang resah lalu terpikir membuat wadah?
Alhamdulillah, berita gembira Sahabat! rupanya ada salah satu partai yang resah bukan hanya masalah tingginya angka perceraian saja, tapi semua masalah dalam keluarga yang kini makin komplek, menjadi konsennya.
Wah..wah…setan mulai resah, sampai frustasi pastinya. Bagaimana tidak? Akan ambyar impiannya untuk mencapai top prestasi dari panglimanya.
Ini lho partainya. Partai yang saat ini sedang jadi buah bibir di seantero negeri, karena fraksinya serempak walk out di Senayan, sebagai unjuk sikap bela rakyat, atas harga BBM yang membumbung tinggi.
Yups... PKS! Partai yang biasa disandingkan dengan kata Partai Dakwah, ternyata yang membidani lahirnya RKI alias Rumah Keluarga Indonesia. Lebih jauh bocorannya bahwa RKI ini merupakan program Bidang Perempuan PKS yang dalam kiprahnya melakukan pembinaan keluarga di Indonesia melalui program bentukannya.
Bicara RKI tak lepas dari nama Wirianingsih, M.Si., Karena dimasa jabatannya sebagi Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Periode Tahun 2015 - 2020, lahirlah RKI, Rumah Keluarga Indonesia, tepatnya di tahun 2016.
Tercatat pernyataannya bahwa sebagai entitas terkecil dari bangunan masyarakat, keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurutnya keluarga dengan ketahanan yang kukuh akan melahirkan bangsa yang kuat. Terlebih bahwa ketahanan keluarga merupakan modal utama terwujudnya Ketahanan Nasional.
Masih menurut ibu dari 10 anak Penghafal Qur'an ini menyimpulkan jika keluarga dengan ketahanan nan kukuh, akan terbentuk generasi yang kuat sekaligus mewarnai corak peradaban suatu bangsa.
Ketika tongkat kepemimpinan Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga berpindah kepada Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati M.Si (Periode Tahun 2020 - 2025) menggulirkan gagasan tak kalah cetar.
Dirinya menekankan agar seluruh stakeholder, benar-benar menciptakan tata aturan yang tegas. Mendorong agar forum bersama antara sekolah, orang tua dan pemerintah untuk memantau tumbuh kembang anak dan juga dampak dari lingkungan. Anggota DPR.RI Fraksi PKS periode 2019 - 2024 ini menitipkan pesan agar rumah harus ramah anak, tak terkecuali sekolah serta lingkungan.
Masih menurut Wirianingsih yang mengatakan bahwa program RKI harus merambah seluruh wilayah nusantara, agar tercapai tujuan meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Nah, untuk mengukur sejauh mana pernyataan tersebut terealisasi, berikut hasil penelusuran di Kota Cimahi. Eit, tapi mengapa yang dipilih kota Cimahi?
Ya karena RKI Cimahi mampu meraih Award kategori “Penambahan Titik RKI” ke-2 terbanyak dari 27 kota / kabupaten di Jawa Barat. Itu artinya masyarakat Cimahi menyambut baik kemunculan berikut program-program RKI.
Eka Indrawati S. S.Pd saat diwawancara tetap merendah, belum mampu maksimal bergerak. Terutama dalam melakukan pendampingan karena terkendala pandemi, hingga baru sebagian yang terlayani. RKI Kota Cimahi pun telah bergerak memberikan bantuan yang sifatnya praktis. Termasuk memberikan pencerahan dan wawasan melalui seminar kepada para ibu yang menjadi tumpuan keluarga.
Pandemi…oh pandemi…Pandemi datang seminar pun terhalang, sehingga gerak dan acara tatap muka terbatasi. Solusinya diadakan seminar secara online, agar program tetap bisa berjalan. Semoga dengan telah melandainya ancaman Covid-19 dan kini dalam masa pemulihan, meski masih dituntut waspada dan extra hati-hati, pelan tapi pasti, acara-acara yang sudah terprogram bisa terealisasi.
Seorang pemimpin selalu punya modal optimis. Begitu pula istri dari Ir.Achmad Zulkarnain, MT yang saat ini mendapat amanah sebagai Ketua DPRD Kota Cimahi ini.
“Insyaa Allah Bu, program-program dari RKI kota Cimahi akan terlaksana bersamaan dengan pandemi yang pelan-pelan sirna, lancar melakukan pendampingan dan pelayanan bagi masyarakat, aamiin.”, demikian doa dan harapan Eka.
Terdengar menarik beberapa program yang telah berhasil digelar, meski hanya melalui webinar. Sebut saja acara yang bertajuk 'Bagaimana Agar Konflik Orangtua dan Anak Menjadi Kerjasama', kemudian 'Keluarga Tangguh di Masa Sulit’, hingga 'Bagaimana Cara Agar Anak Menikmati Belajar'. Tak ketinggalan webinar yang memandu bagaimana seharusnya seorang ayah berperan dalam keluarga. Ada pula acara webinar yang topiknya bagaimana seorang calon ibu harus mempersiapkan bekal untuk jadi seorang ibu bagi anak-anaknya yang lahir kelak.
Nah, belakangan setelah pandemi melandai terselenggara secara offline acara Peringatan Hari Anak Nasional, meski tetap diterapkan Protokol Kesehatan dengan ketat. Dimeriahkan dengan lomba-lomba. Diantaranya lomba gambar yang diikuti baik dari anak kalangan umum dan anak kader. Sementara untuk membantu memulihkan ekonomi keluarga, terselenggara Pelatihan Pembuatan Ayam Krispi, sebagai bekal ibu-ibu yang ingin menambah pundi-pundi keuangan keluarga.
Menyudahi tulisan ini, al-Faqir berharap dengan kehadiran RKI mampu menjadi solusi bagi keluarga yang mendambakan keluarga harmonis dan insyaa Allah religius. Bukankah setiap langkah Partai Dakwah harus bernilai dakwah?
Bravo Rumah Keluarga Indonesia… !!!
Cimahi, 9 September 2022
Penulis: Frieda Kustantina #JuruCatat
0 komentar:
Post a Comment